Maraknya berita kasus flu burung pada itik terbaru disejumlah daerah membuat pemerintah berencana untuk menaikan anggaran untuk penanganan flu burung tahun ini.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengatakan bahwa setidaknya
pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp 2 Milyar.
Dana tersebut meningkat Rp 1.2 M dibandingkan yang dialokasikan pada 2012 sebesar Rp800 juta. Dana tersebut akan digunakan untuuk ‘DNA Sequancing’ atau pelacakan DNA.
Dana tersebut meningkat Rp 1.2 M dibandingkan yang dialokasikan pada 2012 sebesar Rp800 juta. Dana tersebut akan digunakan untuuk ‘DNA Sequancing’ atau pelacakan DNA.
Haryono menambahkan, anggaran untuk
penanganan dan penelitian flu burung tersebut nantinya berasal dari APBN
maupun dana kontingensi yang khusus berada di Badan Litbangtan.
Haryono mengatakan bahwa belum tentu
kematian ribuan itik tersebut disebabkan virus clade 2.3.2 namun dapat
juga oleh virus clade 2.1.3 yang berkembang pada 2012 yang keduanya
masih tergolong virus H5N1.
Salah satu cara mengatasi itik yang mati mendadak
menurut Haryono adalah dengan memberantas lalu lintas unggas dari
daerah tercemar clade 2.3.2 maupun clade 2.1 ke daerah lainnya yang
masih kasus AI H5N1.
0 komentar:
Post a Comment